Rabu, 01 Desember 2010

Analysis dan Manajemen Dampak Lingkungan

TUGAS KELOMPOK IV
Mata Kuliah: ANALYSIS DAN MANAJEMEN DAMPAK LINGKUNGAN

Tema: "Pelestarian Lingkungan Hidup"
Sub Tema: "Energi Nuklir Untuk Pembangkit Listrik Sebagai Upaya Melestarikan Lingkungan Hidup Dalam Pembangunan berkelanjutan"

OLEH:
Yuliati Natalia (2008210036)
Riza Sugianto (2009210020)
Yustinus Usfinit (20092100

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI MALANG
2010

A. Pendahuluan
Tidak bisa disanggah lagi kalau di era kini, segala aktivitas yang dilakukan masyarakat modern sangat ketergantungan kepada ketersediaan energi. Hampir di semua sektor kegiatan, energi menjadi kebutuhan pokok yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Oleh karena itu, kemajuan suatu negara akan sangat terkait dengan kecukupan ketersediaan energi di negara tersebut. Sebut saja negara-negara maju seperti Amerika, Jepang, dan negara-negara Eropa lainnya, bahkan Korea . Ketersediaan energi di negara-negara tersebut sangat memadai untuk melakukan kegiatan di berbagai bidang yang bisa diandalkan untuk pembangunan bangsa dan negaranya. Namun dalam pengadaan energi tentu saja harus memperhatikan faktor kelestarian lingkungan hidup. Karena lingkungan tempat mahluk hidup ini bernaung tidak kalah pentingnya dari kebutuhan-kebutuhan hidup lainnya. Merusak lingkungan hidup, sama saja dengan mencelakakan diri sendiri. Lingkungan hidup suatu negara akan sangat berkaitan dengan negara lain, karena kita tinggal di bumi yang sama. Sebab itu pula setiap negara sangat berkewajiban untuk sungguh-sungguh memperhatikan dan mencegah hal-hal yang bisa menjadi penyebab kerusakan lingkungan hidup.
Dampak kerusakan lingkungan hidup seperti pemanasan global, saat kini sudah mulai dirasakan di berbagai belahan bumi ini. Seperti terjadinya peningkatan suhu udara, permukaan air laut naik, yang bisa menenggelamkan pulau-pulau kecil, dan daratan di sekitar pantai, terjadinya perubahan iklim, yang kini sudah terjadi di beberapa tempat termasuk di negeri ini. Kesemua itu karena lingkungan tempat manusia dan mahluk hidup lainnya sudah tercemar. Bahkan menurut sumber-sumber yang bisa dipercaya, keganasan topan yang akhir-akhir ini suka melanda salah satu bagian di daratan Amerika, diprediksi oleh para ahli sebagai efek dari pemanasan global. Ancaman lain yang tidak kalah bahayanya bagi kehidupan manusia, adalah terjadinya hujan asam.
Di Indonesia sendiri, memasuki tahun 2006 telah terjadi angin badai di beberapa perairan yang mengakibatkan banjir di daerah sekitar pantai hingga berhari-hari. Akibatnya para nelayan tidak bisa turun ke laut untuk mencari ikan, sehingga mereka mengalami masa-masa paceklik. Belum lagi lebatnya curah hujan mengakibatkan banjir dan tanah longsor di beberapa daerah. Kejadian-kejadian ini tentu masih punya kaitan dengan pemanasan global akibat kerusakan lingkungan. Kalau penyebab-penyebab kerusakan global ini tidak ditanggulangi untuk ditekan sekecil mungkin, tentu kerusakan lingkungan yang sudah terjadi ini akan semakin parah yang akibatnya juga akan merugikan semua mahluk hidup termasuk kita.
Penyumbang terbesar kerusakan lingkungan hidup secara menyeluruh, adalah polusi yang ditimbulkan oleh pembakaran bahan bakar fosil, seperti batubara, bahan bakar minyak, dan gas alam secara besar-besaran. Dari pembakaran itu berakibat terjadinya emisi rumah kaca sebagai penyebab pemanasan global.
Masalah lingkungan hidup memang bukan persoalan salah satu negara saja, tetapi sudah menjadi tanggung jawab seluruh bangsa dan negara. Oleh karena itulah berbagai upaya dilakukan orang untuk mencegah tambah rusaknya lingkungan hidup. Seperti dengan diselenggarakannya KTT Bumi, Protocol Kiyoto, dlsb. Bahkan beberapa negara yang masih memanfaatkan bahan bakar fosil, berusaha mengurangi efek rumah kaca dengan menggunakan bahan bakar gas alam yang secara ekonomis sangat kompetitif bila dibandingkan dengan penggunaan minyak bumi atau batubara. Hanya sebenarnya gas alam juga tetap menimbulkan CO2, tetapi lebih sedikit bila dibandingkan dengan penggunaan minyak bumi dan batubara. Di samping itu pun gas alam juga menimbulkan methan selama proses penyediaannya, yang kesemua itu dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan. Meski akhir-akhir ini muncul teori lain tentang efek rumah kaca, seperti menurut periset Amerika mengatakan bahwa variable aktivitas Mataharilah yang bepengaruh pada naik turunya suhub global. Namun mengurangi pembakaran bahan bakar fosil bagi pemenuhan kebutuhan energi tentu mempunyai manfaat yang besar, paling tidak sebagai langkah penghematan cadangan sumber daya alam yang ada untuk dipergunakan oleh anak cucu kita nanti.
Pembakaran bahan bakar fosil seperti minyak bumi dan batubara secara besar-besaran, dilakukan orang untuk keperluan pembangkit tenaga listrik, industrialisasi, dan transportasi. Khusus untuk bahan bakar pembangkit tenaga listrik, sebenarnya penggunaan bahan bakar fosil sudah bisa ditekan sekecil mungkin, karena ada teknologi modern yang menggunakan bahan bakar lain non fosil yang lebih irit produktif, aman dan tidak menimbulkan polusi. Disamping itu pun bahan bakar fosil seperti bahan bakar minyak harganya cenderung terus meningkat, persediaannya juga sangat terbatas. Orang tidak mungkin harus ketergantungan terus menerus kepada bahan bakar minyak, karena suatu saat cadangannya akan habis. Oleh karena itu bagi Indonesia kini saatnya kita memanfaatkan bahan bakar non fosil untuk berbagai keperluan seperti untuk pembangkit listrik. Dengan demikian selain turut melakukan upaya pelestarian lingkungan hidup secara global, juga sebagai langkah penghematan cadangan sumber daya alam yang sudah semakin menipis di negeri ini.

B. Teknologi Nuklir Untuk Pembangkit Listrik
Di era kemajuan teknologi yang semakin berkembang, para ahli telah mampu memanfaatkan teknologi nuklir untuk bahan bakar. Jenis energi terbarukan yang satu ini sangat efektif dan produktif, juga dikenal sebagai energi yang ramah lingkungan, bila dimanfaatkan untuk bahan bakar pembangkit listrik. Teknologi nuklir yang popular lewat penggunaannya bagi persenjataan militer ini, ternyata mempunya manfaat yang begitu besar bagi kesejahteraan umat manusia terutama dalam penyediaan kebutuhan energi listrik. Kalau penggunaan bahan bakar fosil untuk keperluan pembangkit listrik, selain bisa menimbulkan polusi lingkungan, juga sangat boros. Tetapi penggunaan bahan bakar nuklir sangat irit, dan tidak membuat polusi lingkungan. Konon setengah kilogram uranium yang sudah dimurnikan bisa menghasilkan energi yang setara dengan belasan juta liter solar. Hal ini sangat berpengaruh terhadap harga jual listrik kepada konsumen. Di samping itu pun persediaan bahan bakar ini cukup tersedia dalam jangka waktu yang panjang.
Namun sebagai konsekwensi logis dari suatu penggunaan teknologi tinggi, disamping manfaatnya yang besar, juga ada risikonya. Kalau salah dalam penerapannya tentu bisa membahayakan, tidak terkecuali Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir. Untuk itulah setiap pengoperasian PLTN di semua negara mana pun di dunia, masalah keselamatan merupakan syarat mutlak dan paling utama. Di samping itu pula PLTN generasi baru yang kini digunakan di negara-negara maju factor keselamatan dan keamanannya lebih terjamin. Pengawasan pengoperasian PLTN dilakukan dengan sangat ketat oleh badan pengawas internasional, maupun dalam negeri masing-masing negara pengguna. Karena kegagalan PLTN di suatu negara masih dianggap kegagalan PLTN secara menyeluruh.
Pengamanan PLTN dilakukan dengan sistem berlapis-lapis, karena keselamatan suatu PLTN menganut falsafah pertahanan berlapis (defence in depth). Pertahanan berlapis ini meliputi: Lapisan keselamatan pertama, PLTN dirancang dibangun dan dioperasikan sesuai dengan ketentuan yang sangat ketat, mutu yang tinggi dan teknologi mutakhir. Lapis keselematan kedua, PLTN dilengkapi dengan system pengaman/keselamatan yang digunakan untuk mencegah dan mengatasi akibat-akibat dari kecelakaan yang mungkin terjadi selama umur PLTN. Lapis keselamatan ketiga, PLTN dilengkapi dengan system tambahan yang dapat diandalkan untuk mengatasi kecelakaan terparah yang diperkirakan dapat terjadi pada suatu PLTN. Walau begitu kecelakaan tersebut kemungkinannya amat sangat kecil terjadi selama umur PLTN.
Selama operasi PLTN, pencemaran yang disebabkan oleh zat radioaktif terhadap lingkungan dapat dikatakan tidak ada. Air laut atau air sungai yang dipergunakan untuk membawa panas dari kondensor sama sekali tidak mengandung zat radioaktif, karena tidak bercampur dengan air pendingin yang bersirkulasi di dalam reactor. Gas radioaktif yang dapat ke luar dari system reactor tetap terkungkung di dalam system pengungkung PLTN, dan sudah melalui ventilasi dengan filter yang berlapis-lapis. Gas yang lepas melalui cerobong aktivitasnya sangat kecil (sekitar 2 milicurie/tahun), sehingga tidak menimbulkan dampak terhadap lingkungan.

C. PLTN Sebagai Rencana Indonesia Dalam Pembangunan Berkelanjutan Jelang 2010
Kota Jepara tepatnya di tapak Lemah Abang merupakan lokasi yang dipilih oleh pemerintah untuk melaksanakan program pemerintah dalam rencana pembangunan berkelanjutan. Jepara merupakan lahan yang sangat potensial dan populer hingga ke manca negara, baik dari latar belakang sejarah yang panjang jauh sebelum negeri ini diproklamirkan, ataupun dari kisah perjuangan Kartini yang memperjuangkan emansipasi bagi kaum wanita, maupun karena ukiran-ukirannya yang indah, bahkan potensi tanahnya yang subur. Jepara memang tidak memiliki batubara danminyak bumi, namun Jepara memiliki lokasi strategis yang dapat dibangun PLTN, bagi masyarakat Jepara sendiri itu sama saja Jepara sudah memiliki batubara dan minyak. Bupati Jepara, Drs. Hendro Martojo, MM beserta dengan masyarakat Jepara sangat antusias dan bersedia menerima kebijakan pemerintah tersebut.
Jika tidak ada aral melintang, rencana pembangunan PLTN Jepara yang diperkirakan sudah bisa memproduksi listrik sekitar tahun 2016 mendatang, pembangunan fisiknya paling tidak harus sudah dimulai pada tahun 2010. Untuk memulai pembangunan inilah diperlukan sejumlah persyaratan yang tidak ringan. Persyaratan itu bukan saja berlaku di negeri ini yang baru saja akan memiliki pembangkit listrik berteknologi tinggi, tetapi juga berlaku di semua negara. Karena kegagalan PLTN di suatu negara, masih dianggap kegagalan PLTN secara menyeluruh. Oleh karena itu faktor keamanan dan keselamatan sejak tahap perencanaan rancang bangun, konstruksi dan pengoperasian PLTN sampai tahap dekomisioning nantinya menjadi syarat mutlak yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Pengawasan pada tahan-tahap tersebut pun bukan saja diawasi hanya oleh badan pengawas dalam negeri sendiri, tetapi juga diawasi oleh badan pengawas tenaga nuklir internasional. Dengan ketatnya persyaratan pengoperasian suatu PLTN, ini mengisyaratkan kepada masyarakat bahwa masalah keamanan dan keselamatan pembangkit listrik berbahan bakar nuklir ini, sangat terjamin. Tidak ada alasan untuk khawatir secara berlebihan. Terlebih reaktor generasi terbaru yang kini digunakan oleh negara-negara maju, keamanannnya jauh lebih terjamin.
Dalam mengantisipasi krisis energi, yang saat kini pun sudah dirasakan masyarakat, terutama kalangan industri dan transportasi, mau tidak mau negeri ini harus mengerahkan berbagai potensi yang ada, untuk memenuhi pasokan permintaan energi listrik yang terus meningkat. Selama ini untuk memasok kebutuhan tenaga listrik, kita lebih banyak menggunakan bahan bakar fosil seperti minyak bumi, gas dan batubara, disamping pemanfaatan tenaga air, dan panas bumi. Mahalnya harga bahan bakar minyak yang terus cenderung naik, dan menipisnya cadangan sumber daya alam, tentu sangat mempengaruhi beban biaya produksi energi listrik, yang ujung-ujungnya akan dibebankan juga kepada masyarakat konsumen. Hal ini akan berdampak luas ke berbagai sektor, yang bisa mempengaruhi perekonomian secara keseluruhan. Oleh karena itu seperti juga di negara-negara maju, diperlukan pemanfaatan bahan bakar nuklir untuk melengkapi pembangkit-pembangkit listrik yang sudah eksis. Dengan PLTN, pasokan listrik akan aman, karena ketersediaan bahan bakarnya sangat cukup untuk jangka waktu yang panjang. Begitu pun pemakaian bahan bakar yang satu ini bisa lebih irit dan tidak menimbulkan polusi lingkungan. Harganya pun tidak akan seperti minyak bumi yang terus berfluktuasi dan cenderung naik terus, sehingga harga dasar listrik akan lebih stabil. Bahkan, seperti yang sudah terbukti selama ini, kenaikan harga bahan bakar uranium yang cukup tinggi tidak mempengaruhi tarip dasar listrik (TDL), karena porsi bahan bakar nuklir jauh lebih kecil dampaknya pada harga listrik yang dihasilkan.

D. Kesimpulan
Banyak upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan lingkungan hidup. Tenaga nuklir tidak selalu hanya diperlukan untuk kegiatan militer dan persenjataan perang saja. Untuk keperluan sehari-hari energi listrik yang sangat dibutuhkan seluruh masyarakat diamanapun mereka berada tidak harus mengandalkan potensi sumber daya alam yamg sudah menipis.
Teknologi diciptakan dengan tujuan memudahkan kegiatan manusia dalam memenuhi kebutuhannya. Seperti halnya energi nuklir tidak hanya memilki peran negative yaitu untuk persenjataan perang namun jika dimanfaatkan dengan baik dan bertujuan mulia maka energi nuklir akan selalu dibutuhkan dan berperan positif. Tenaga listrik yang dihasilkan mampu memenuhi kebutuhan listrik ribuan penduduk di berbagai negara. Dapat dirasakan secara nyata bahwa sumber daya alam sebagai bahan dasar utama memenuhi kebutuhan manusia yang kini mulai menipis, dapat digantikan dengan sumber daya lain yang menghasilkan energi dan tentunya energi tersebut sangat berguna bagi kehidupan manusia. Energi nuklir, methanol, dan masih banyak energi lain yang jika dimanfaatkan dengan bijak akan membantu manusia memenuhi kebutuhannya akan energi.