Rabu, 14 Juli 2010

Konsep dan teori: Metode Penelitian ilmu administrasi Negara dan Politik

Praktikum Metode Penelitian Ilmu Administrasi Negara dan Politik

Nama : Yuliati Natalia
Nim : 2008210036
Tempat/Tanggal Lahir : Malang/12 Desember 1986
Program Studi : Ilmu Administrasi Negara
Fakultas : Ilmu Sosial dan Politik
Universitas : Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang
Alamat asal : Jl. Teratai IV/37 Songgokerto-Batu 65315
Alamat tinggal : Jl. Teratai IV/37 Songgokerto-Batu 65315
No. Hp : 085 655 555 274

1. Judul
Judul merupakan butir yang dipentingkan dan difokuskan oleh peneliti karena judul akan membantu pembaca untuk mengerti apa yang diketahui penulis dapay dilacak lebih jauh. judul merupakan ekspresi singkat (8-10 kata saja), gambaran deskripsi yang teliti dan menyeluruh, mempunyai daya tarik kepada para peminat dan pembaca, sehingga pemilihan kata-kata yang tepat menjadi penting. Bila perlu judul mengutarakan hasil utama dari penelitian yang akan dikerjakan dan terdiri dari sejumlah kata kunci (Moenandir, 2007).

Mencerminkan masalah, variabel dan obyek yang diteliti serta desain penelitian yang dipakai (Adi Pratomo).

Judul penelitian berisi kriteri-kriteria antara lain: 1) “Singkat (mengikuti masalah), padat, berisi, up-todate,……….dst; 2) Kata depan, berpengaruh pada analisis; ( Peranan, Fungsi, …(tdk terukur-non statistik); Perngaruh, Korelasi,….(terukur-statistik) (Rusmiwari,2010).

Jadi judul penelitian merupakan ringkasan dari masalah-masalah yang akan diteliti disertai penentuan variabel yang menjadi fokus penelitian (Yuliati Natalia,2008210036.Adm.Negara FISIP UNITRI Malang, 2010).

2. Latar Belakang Dan Masalah
Masalah diartikan sebagai suatu situasi dimana suatu fakta yang terjadi sudah menyimpang dari batas-batas toleransi yang diharapkan (Adi Pratomo).

Masalah adalah segala sesuatu yang dihadapi atau dirasakan seseorang yang menimbulkan dalam diri orang bersangkutan suatu keinginan atau kebutuhan untuk membahasnya, mencari jawabannya, atau menetapkan cara menyelesaikannya (Tejoyuwono Notohadiprawiro,2006).

Masalah penelitian pada dasarnya merupakan suatu keadaan yang memerlukan solusi. Ciri-ciri masalah penelitian: 1) merupakan bidang masalah dan topik yang menarik 2) mempunyai signifikasi secara teoritis dan praktis 3) dapat diuju melalui pengumpulan dan analisis data 4) sesuai dengan waktu dan biaya yang tersedia.Persoalan-persoalan teoritis yang memerlukan penelitian untuk menjelaskan atau memprediksi masalah, semua itu terangkum dalam latar belakang masalah (Indriantoro dan Supomo,2002).

Masalah ialah sebuah pertanyaan yang harus dijawab dengan sebuah keputusan yang masuk akal (logic) dan dapat diteliti (researchable). Dalam keadaan praktis masalah hendaknya terdiri dari: 1) pertanyaan yang dapat diungkapkan sebagai suatu “scientific investigation” 2) terdiri dari dua variabel atau lebih yang dapat didefinisikan serta dapat diukur 3) berasal dari minat ilmiah pada sebuah kisaran yang luas dan sama dari sebuah topik untuk sebuah penelitian (Moenanadir,2007).

Sehingga dapat diartikan bahwa latar belakang masalah merupakan kajian tentang hal-hal yang melatar belakangi suatu masalah dapat diangkat dalam penelitian. Bisa berupa kasus-kasus toritis maupun permasalahan yang terjadi dilingkungan sekitar. Masalah merupakan suatu keadaan yang menyebabkan seseorang bertanya-tanya, berpikir, dan berupaya menemukan kebenaran yang ada, serta mengambil manfaatnya. Oleh karenanya, masalah cenderung menggambarkan adanya suatu fenomena seperti kesenjangan (gap), ketimpangan (disparity), ketidakcukupan (inadequacy), ketidaksesuaian (disegreement), ketidaklaziman (unfamiliarity), dan keunikan (uniqueness). Fenomena masalah tersebut terjadi atau ada karena adanya sesuatu yang diharapkan, dipikirkan, dirasakan, tidak sama dengan kenyataan yang dihadapi sehingga timbul “pertanyaan” dan menantang untuk ditemukan “jawabannya” (Yuliati Natalia,2008210036.Adm.Negara FISIP UNITRI Malang, 2010).

3. Rumusan Masalah
Setelah masalah diketahui, selanjutnya dibuat suatu rumusan masalah yang tujuannya adalah agar peneliti maupun pengguna hasil penelitian mempunyai persepsi yang sama dengan penelitian yang dihasilkan. Ditinjau dari pertanyaan-pertanyaan yang berpola 5W+1H (what, why, where, who dan how) (Adi Pratomo).

Perumusan masalah ialah acuan dasar pemikiran ebagai titik tolak penelitian yang akan dilakukan yang dipandu oleh hipotesis. Evaluasi perumusan masalah ialah sebuah tantangan awal yang dihadapi para peneliti, pemikir dan tindakan untuk identifikasi dan formulasi masalah. Sehingga harus ada suatu: identification of an acceptable research problem, merumuskan sebuah acceptability, definisi harus jelas dan informative, capable being held (tenable) dan tersusun dalam kalimat yang mudah dapat dimengerti (Moenandir,2007).

Perumusan masalah atau pertanyaan penelitian merupakan tahap akhir dari penemuan setelah peneliti memilih bidang dan pokok masalah yang diteliti. Kriteria penelitian yang baik menghendaki rumusan masalah atau pertanyaan penelitian yang jelas dan tidak ambiguitas. Agar memudahkan peneliti dalam menentukan konsep-konsep teoritis yang ditelaah dan memilih metode penguji data yang tepat, masalah penelitian sebaiknya dinyatakan dalam bentuk pertanyaan yang mengekspresikan secara jelas hubungan antara dua variabel atau lebih. umusan masalah dalam suatu penelitian dapat berupa lebih dari satu pertanyaan (Indriantoro dan Supomo,2002).

Jadi, rumusan masalah merupakan batasan-batasan masalah yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah yang ada sehingga dapat mencapai fokus masalah penelitian, seluruh permasalahan dirangkum dalam pertanyaan pertanyaan yang berpola 5W+1H (what, why, where, who dan how), rumusan masalah inilah yang akan menjadi acuan mengenai hal apa saja yang akan diteliti (Yuliati Natalia,2008210036.Adm.Negara FISIP UNITRI Malang, 2010).

4. Tujuan penalitian
Tujuan penelitian adalah memberikan pernyataan singkat mengenai rumusan masalah dalam penelitian. Penelitian dapat bertujuan menjajaki, menguraikan, menerangkan, membuktikan atau menerapkan suatu gejala, konsep atau dugaan, atau membuat suatu prototipe (Adi Pratomo).

Tujuan penelitian berkaitan dengan Perumusan Masalah; jumlah minimal tujuan penelitian sesuai dengan jumlah perumusan masalah + 1 (Rusmiwari, 2010).
Tujuan penelitian dapat dilihat dari dua sisi: 1) untuk mengembangkan pengetahuan 2) untuk memecahkan masalah atau menjawab pertanyaan penelitian (Indriantoro dan Supomo, 2002).

Tujuan penelitian merupakan pernyataan singkat berupa kesimpulan yang ingin dicapai dalam penelitian, tujuan penelitian yang baik yaitu berjumlah tujuan penelitian sesuai dengan perumusan masalah yang dibuat di tambah satu tujuan lain (Yuliati Natalia,2008210036.Adm.Negara FISIP UNITRI Malang, 2010).

5. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ditujukan: 1) untuk masyarakat luas/bangsa Indonesia 2) untuk institusi ilmiah kita;3) untuk tempat penelitian kita; 4) dst...(Rusmiwari,2010).

Manfaat penelitian merupakan gambaran kegunaan penelitian yang ditujukan pada subyek-subyek tertentu (individu/kelompok) untuk kepentingan pengembangan ilmu, bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari atau sebagai bahan rujukan suatu instansi pemerintah guna merancang kebijakan publik.menunjang dan masih banyak kegunaan lainnya. Manfaat penelitian bisa ditujukan kepada pihak masyarakat luas, instansi yang terkait, bagi peneliti, bagi perkembangan ilmy baru, dll (Yuliati Natalia,2008210036.Adm.Negara FISIP UNITRI Malang, 2010).

6. Tinjauan Pustaka
Tinjauan ialah suatu tindaakan telaah yang mempelajari dengan teliti dan cermat pada hasil penelitian yang telah ditemukan oleh peneliti sebelumnya. Karenanya tulisan dalamtinjauan pustaka ialah suatu hasil telaah yang telah dikaji secara logic kebenarannya, keterkaitan dengan penelitian yang dilakukan dan bukan sebagai suatu sitasi (citatition). Suatu hal yang diperbincangkan ditelaah dan dikuatkanoleh sekelompok peneliti dalam bidang dan domain ilmu yang sama yang mendasari pernyataan tertentu tersebut dan diutarakan dengan bahasa sendiri secara sistematik yang telah dianalisis kritis kemasuk-akalannya dan mendalam (Moenandir, 2007).

Tinjauan pustaka adalah kajian berupa teori-teori yang mendasari sebuah penelitian, teori-teori ini berupa literatur dari buku, hasil penelitian sebelumnya, arsip dan dokumen lainnya sebagai sumber informasi yang menunjang penelitian (Yuliati Natalia,2008210036.Adm.Negara FISIP UNITRI Malang, 2010).

7. Hipotesis
Hipotesis merupakan anggapan sementara tentang suatu fenomena tertentu yang akan diselidiki. Kegunaannya untuk membantu peneliti untuk mencapai hasil penelitiannya. Tidak semua riset menggunakan hipotesis, khususnya riset yang menggunakan desain deskriptif dan desain eksploratori (Adi Pratomo).

Hypothesis didefinisikan sebagai sebuah usulan yang diusulkan sebagai titik awal yang kuat bagi suatu penalaran (reasonig), sebuah proposisi atau prinsip yang diasumsikan (mungkin tanpa suatu kepercayaan) untuk menarik konsekuensi logicnya, memberi fokus pada suatu proses pengumpulan data dan harus didasarkan pada suatu teori (hypothesis menurut webster’s 1956).

Hipotesis tersebut mengutarakan sebuah objek, individu, keadaan, kejadian, yang mempunyai karakteristik tertentu. Dapat berpangkal pada sebuah teori yang masuk akal(deduksi) sehingga dapat membawa pada prediksi bahwa bila suatu kondisi tertentu ditampilkan maka hasilnya akan mengikatnya. Dapat diuji kebenaran hipotesis tersebut, jika diterima disebut Ho namun jika tidak diterima disebut H1 atau Ha (Moenandir,2007).
Hipotesis menyatakan hubungan yang diduga secara logis antara dua variabel atau lebih dalam dalam rumuan proposisi yang dapat diuji secara empiris. Hipotesis dalam penelitian kuantitatif dikembangkan dari telaah teoritis sebagai jawaban sementara dari masalah atau pertanyaan penelitian yang memerlukan pengujian secara empiris (Indriantoro dan Supomo,2002).

Jadi menurut penulis hipotesis merupakan dugaan sementara dalam suatu kasus penelitian, hasil dari hipotesis tersebut tidak diterima (Ho) bisa juga diterima H1/Ha). Namun tidak semua penelitian menggunakan hipotesis seperti penelitian deskriptif dan penelitian eksploratori (Yuliati Natalia,2008210036.Adm.Negara FISIP UNITRI Malang, 2010).

8. Metode/Metodologi
Metode ilmiah merupakan prosedur atau cara-cara tertentu yang digunakan untuk memperoleh pengetahuan yang disebut ilmu. Tidak semua pengetahuan berupa ilmu, karena ilmu merupakan pengetahuan yang memiliki kriteria tertentu. Cara untuk memperoleh pengetahuan dalam kajian filsafati dikenal dengan istilah epistemologi (filsafat pengetahuan). Metode ilmiah dengan demikian merupakan epistemologi ilmu yang mengkaji sumber-sumber untuk memperoleh pengetahuan yang benar. fokusnya memahami hakekat penelitian sebagai operasionalisasi dari prosedur-prosedur tertentu untuk memperoleh pengetahuan ilmiah (Indriantoro dan Supomo,2002).

Metode ialah ilmu yang mempelajari cara untuk mendapatkan informasi berupa data,dalampengujian hipotesis, padanya selalu terdapat rancangan percobaan, perlakuan, parameter/objek dan prosedur yang digunakan untuk menganalisis data atau untuk pengamatan parameter/objek, tempat dan waktu penelitian (Moenanadir,2007).

Metodologi ialah suatu kerangka kerja untuk melakukan suatu tindakan,atau suatu kerangka berfikir menyusun gagasan yang beraturan, berarah, dan berkonteks, yang paut (relevan) dengan maksud dan tujuan. Secara ringkas metodolologi ialahsuatu sistem berbuat, karena berupa sistem maka metodologi merupakan seperangkat unsur-unsur yang membentuk suatu kesatuan (Tejoyuwono Notohadiprawiro,2006).

Metode atau Metodologi merupakan unsur-unsur atau tata cara suatu penelitian yang dirangkai melalui prosedur-prosedur untuk meneliti parameter/objek tertentu di suatu tempat dan waktu yang telah ditentukan (Yuliati Natalia,2008210036.Adm.Negara FISIP UNITRI Malang, 2010).

9. PENELITIAN/RESEARCH
Penelitian adalah penyaluran hasrat ingin tahu manusia dalam taraf keilmuan. Manusia selalu ingin mencari tahu sebab musabab dari serentetan akibat. Hasrat keinginan tahu manusia yang tidak pernah padam inilah yang mendorong kegiatan penelitian,yang pada akhirnya akan mendorong pengembangan ilmu (Arsyad,1988).

Penelitian (research) ialah suatu kegiatan mengaji (study) secara teliti dan teratur dalam suatu bidang ilmu menurut kaidah tertentu. kaidah yang dianut adalah metodologi. Mengaji ialah suatu usaha memperoleh atau menambah pengetahuan. jadi meneliti dilakukan untuk meperkaya dan meningkatkan kefahaman tentang sesuatu (Tejoyuwono Notohadiprawiro,2006).

Penelitian merupakan usaha untuk memperoleh fakta-fakta atau mengembangkan prinsip-prinsip (menemukan/mengembangkan/ menguji kebenaran) dengan cara/kegiatan mengumpulkan, mencatat dan menganalisa data (informasi/keterangan) dan dikerjakan dengan sabar, hati-hati, sistematis dan berdasarkan ilmu pengetahuan dengan metode ilmiah (blogspot.com).

Penelitian adalah suatu tindakan atau susunan kerangka fikir membentuk sistem yang mengatur secara menyeluruh dengan jelas, beraturan, terarah, sesuai prosedur dan berkonteks pada sistem metode ilmiah yang terpaut pada maksud dan tujuan penelitian selain itu dapat mengembangkan keilmuan yang ada. sehingga hail yang didapatkan dari kegiatan meneliti tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara empiris, sistematis dan logisnya (Yuliati Natalia,2008210036.Adm.Negara FISIP UNITRI Malang, 2010).

10. Jenis Penelitian
a. Deskriptif
Penelitian deskriptif dapat diartikan sebagai proses pemecahan masalah yang diselidiki dengan melukiskan keadaan subyek dan obyek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau bagaimana adanya. Pelaksanaan metodologi penelitian deskriptif tidak terbatas sampai pada pengumpulan dan penyusunan data, tetapi meliputi analisis dan interpretasi tentang data tersebut, selain itu semua yang dikumpulkan memungkinkan menjadi kunci terhadap apa yang diteliti (Nurhasyim,pdf).

Penelitian deskriptif adalah penelitian yang menjelaskan suatu kejadian dengan perhitungan statistika berdasarkan kuesioner yang kemudian dijelaskan secara kualitatif. (Yuliati Natalia,2008210036.Adm.Negara FISIP UNITRI Malang, 2010).

b. Kualitatif
Pendekatan kualitatif menekankan pada makna, penalaran, definisi suatu situasi tertentu (dalam konteks tertentu), lebih banyak meneliti hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Pendekatan kualitatif, lebih lanjut, mementingkan pada proses dibandingkan dengan hasil akhir; oleh karena itu urut-urutan kegiatan dapat berubah-ubah tergantung pada kondisi dan banyaknya gejala-gejala yang ditemukan. Tujuan penelitian biasanya berkaitan dengan hal-hal yang bersifat praktis (www.geocities.com).

Paradigma kualitatif dinamakan juga dengan pendekatan konstruktifis, naturalistis atau interpretatif (constructivist, naturalistic, or interpretative approach), atau perspektif postmodern. Paradigma kualitatif merupakan paradigma penelitian yang menekankan pada pemahaman mengenai masalah-masalah dalam kehidupan sosial berasarkan kondisi realitas atau natural seting yang holistis, kompleks dan rinci. Penelitian-penelitian dngan pendekatan induktif yang mempunyai tujuan penyusunan konstruksi teori atau hipotesis melalui pengungkapan fakta merupakan contoh tipe penelitian yang menggunakan paradigma kualitatif (Indriantoro dan Supomo,2002).

Menurut Bogdan,1984; Wolf dan Tymiz,1977 (dalam Sukardi, 2003: 2), mengartikan penelitian kualitatif sebagai pemahaman fenomena sosial dari sisi si pelaku sendiri secara alamiah, maka bisa juga disebut penelitian kualitatif naturalistik. Menurut mereka, penelitian kualitatif naturalistik bertujuan mengetahui aktualitas, realitas sosial dan persepsi manusia melalui pengakuan mereka, yang mungkin tidak dapat diungkap melalui penonjolan pengukuran formal atau pertanyaan penelitian yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. Dikatakan penelitian naturalistik karena dalam penelitian ini peneliti berusaha secara aktif melakukan interaksi dengan subyek atau responden yang diteliti dengan kondisi apa adanya dan tidak direkayasa agar data yang diperoeh merupakan fenomena yang asli dan natural (alamiah) (NN).

Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang berdasarkan keadaan asli suatu kejadian alam (natural) atau bedasarkan fenomena sosial yang ada, dimana pengamatan secara langsung dilakukan oleh peneliti untuk mendapatkan data-data yang akurat melalui instrumen observasi, tinjauan kepustakaan, penelitian terdaulu, arsip-arsip dan dokumen (Yuliati Natalia,2008210036.Adm.Negara FISIP UNITRI Malang, 2010).


c. Kuantitatif
Pendekatan kuantitatif mementingkan adanya variabel-variabel sebagai obyek penelitian dan variabel-variabel tersebut harus didefenisikan dalam bentuk operasionalisasi variable masing-masing. Reliabilitas dan validitas merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi dalam menggunakan pendekatan ini karena kedua elemen tersebut akan menentukan kualitas hasil penelitian dan kemampuan replikasi serta generalisasi penggunaan model penelitian sejenis. Selanjutnya, penelitian kuantitatif memerlukan adanya hipotesa dan pengujiannya yang kemudian akan menentukan tahapan-tahapan berikutnya, seperti penentuan teknik analisa dan formula statistik yang akan digunakan. Juga, pendekatan ini lebih memberikan makna dalam hubungannya dengan penafsiran angka statistik bukan makna secara kebahasaan dan kulturalnya (www.geocities.com).

Paradigma kuantitatif disebut juga dengan paradigma tradisional (traditional), positivis (positivist), eksperimental (experimental), atau empirisis (empiricist). paradigma kuantitatif atau penelitian kuantitatif memekankan pad pengujian teori-tori melalui pengukuran variabel-variabel penelitian dengan angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik. Penelitian-penelitian dengan pendekatan deduktif yang bertujuan untuk menguji hipotesis merupakan contoh tipe penelitian yang menggunakan paradigma kuantitatif (Indriantoro dan Supomo,2002).

Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan data-data statistik dan penghitungan secara matematis dan sistematis untuk menjelaskan suatu keadaan variabel-variabel sebagai objek penelitian. Penelitian ini memerlukan hipotesa dan pengujiannya yang kemudian akan menentukan tahapan-tahapan berikutnya, seperti penentuan teknik analisa dan formulasi statistik yang akan digunakan. Hasil penelitian berupa penafsiran angka-angka bukan penafsiran bahasa dan kulturalnya (Yuliati Natalia,2008210036.Adm.Negara FISIP UNITRI Malang, 2010).

11. Sumber Data
Sumber data penelitian merupakan faktor penting yang menjadi pertimbangan dalam penentuan metode pengumpulan data, sumber data terdiri dari sumber data primer dan sumber data sekunder. Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli. Data primer dapat berupa opini subyek (individual/kelompok), hasil observasi terhadap suatu obyek( benda/fisik), kejadian atau kegiatan, dan hasil pengujian. Sedangkan data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (dicatat dan diperoleh oleh pihak lain) (Indriantoro dan Supomo,2002).

Sumber data merupakan Terdapat dua jenis data, yaitu sumber data primer (diperoleh dari arsip-arsip, dokumen-dokumen, data-data yang diperoleh dilapangan dan hasil penelitian terdahulu) dan sumber data sekunder (berupa pertanyaan yang diajukan kepada responden, tidak asli) (Yuliati Natalia,2008210036.Adm.Negara FISIP UNITRI Malang, 2010).

12. Populasi
Populasi (population), yaitu sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu. Anggota populasi disebut dengan elemen populasi (Indriantoro dan Supomo,2002).

Menurut penulis populasi merupakan keseluruhan obyek dari seluruh penelitian (homogen) yang didalamnya terdiri dari bagian-bagian yang berbeda (heterogen). (Yuliati Natalia,2008210036.Adm.Negara FISIP UNITRI Malang, 2010).

13. Sampel
Indriantoro dan supomo,2002 menyebutkan bahwa peneliti dapat meneliti seluruh elemen populasi (disebut dengan sensus) atau meneliti sebagian dari elemen-elemen populasi (disebut dengan penelitian sampel). Secara teknis peneliti mengalami kesuliatan dalam penelitian jika jumlah elemen populasinya relative banyak, kendala yang dihadapi peneliti pada umunya adalah keterbatasan waktu biaya, dan tenaga yang tersedia. Maka karena alasan praktis dapat meneliti sebagian dari elemen-elemen populasi sebagai sampel, anggota sampel disebut dengan subyek (subject). Terdapat dua metode pemilihan sampel, yaitu:
1. Metode pemilihan sampel probabilitas (probability methods) atau metode pemilihan sampel secara acak (randomly sampling methods) terdiri atas:
a) Pemilihan Sampel Acak Sederhana (Simple Random Sampling)
Memberikan kesempatan yang sama yang bersifat tak terbatas pada setiap elemen populasi untuk dipilih sebagai sampel. Memerlukan satu tahap prosedur pemilihan sampel dan media yang memuat daftar seluruh elemen untuk dipilih sebagai sampel.
b) Pemilihan Sampel sistematis (Systematic Sampling)
Memilih secara acak setiap elemen dengan nomor tertentu dari tabel nomor sebagai kerangka sampel, pemilihan nomor dimulai dari nomor tertentu secara acak selanjutnya dipilih nomor-nomor berikutnya dam jarak tertentu yang sama. Teknik ini jarang digunakan karena relatif sulit dan memerlukan banyak biaya dan tenaga.
c) Pemilihan Sampel Acak Berdasarkan Strata (Stratified Random Sampling)
Pemilihan sampel secara acak dapat dilakukan dengan terlebih dahulu mengklasifikasikan suatu populasi ke dalam sub-sub populasi berdasarkan karakteristik tertentu dari elemen-elemen populasi. Kemudian dipilih secara acak dari setiap sub populasi dengan metode acak sederhana dan sistematis
d) Pemilihan Sampel berdasarkan Kelompok (Cluster Sampling)
Teknik ini dapat dilakukan melalui satu tahap atau beberapa tahap. Elemen-elemen populasi dikelompokkan ke dalam unit-unit sampel seperti yang dilakukan dalam metode pemilihan sampel dengan stratifikasi, bedanya metode ini menekankan pada heterogenitas karakteristik elemen-elemen pada masing-masing unit sampel, tetapi karakteristik elemen-elemen antara kelompok unit yang satu dengan yang lainnya relatif homogen. Jika pemilihan dilakukan satu tahap maka subyek sampel dapat dipilih secara acak sederhana atau cara sistematis dari setiap unit sampel.
e) Pemilihan Sampel Area (Area Sampling)
Pemilihan sample acak berdasarkan kelompok yang digunakan untuk memilih sample dari populasi yang lokasi geografisnya terpencar.
2. Metode pemilihan sampel nonprobabilitas (non-probability sampling methods) disebut juga dengan metode pemilihan sampel secara tidak acak (non-randomly sampling methods) terdiri atas:
a) Pemilihan Sampel Berdasarkan Kemudahan (Convenience Sampling)
Metode ini memilih sampel dari data yang mudah diperoleh peneliti, elemen sampel sebagai subyek yang dipilih tidak terbatas.
b) Pemilihan Sampel Berdasarkan Pertimbangan (Judgement Sampling)
Informasi diperoleh melalui pertimbangan tertentu disesuaikan dengan tujuan atau masalah penelitian.
c) Pemilihan Sampel Berdasarkan Kuota (Quota Sampling)
Pemilihan sampel berdasarkan jumlah tertinggi suatu kuota untuk setiap kategori dalam suatu populasi target .

Menurut Yuliati Natalia,2010 sampel merupakan pengambilan beberapa obyek dari suatu populasi untuk diteliti yang mewakili populasi dari lokasi yang menjadi pusat penelitian. Ada dua teknik pengambilan sampel yang representatif dari populasi, yaitu:
a. Probability sampling: memberikan peluang yang sama pada setiap anggota populasi untuk menjadi anggota sampel.
 Sample random sampling: pengambilan secara acak dari suatu populasi yang sejenis.
 Propotionate stratified random sampling: pengambilan sampling dengan populasi secara acak dan berstrata proposional.
 Disproposionate stratified random sampling: pengambilan sampling dari anggota populasi secara acak dan berstrata proposional tetapi ada yang kurang proposional.
 Area sampling: Pengambilan yang dilakukan dengan cara mengambil wakil dari setiap daerah atau wilayah geografis yang ada.
b. Non Probability sampling: tidak memberikan peluang yang sama pada setiap anggota populasi untuk menjadi anggota sampel.
 Sampling sistematis: tidak semua populasi berpeluang menjadi sampel.
 Sampling kuota: semua memiliki sifat sama sehingga sampel diambil hanya satu.
 Sampling aksidental
 Purposive sampling
 Sampling jenuh: semua populasi diteliti.
 Snowball sampling: mengambil satu sampel teratas setelah sampel tersebut mengambil sampel lainnya, begitu seterusnya hingga membentuk piramida sampel.

14. Variabel
Variabel yang dikenal dalam penelitian ialah variabel bebas, tergantung, kendali ( variable yang dapat dikendalikan), rambang (pengaruh dari variable ini dapat diabaikan), dan intervening (variable yang tidak pernah diamati) (Moenanadir,2007).
Indriantoro dan Supomo,2002 menyatakan bahwa berdasarkan fungsi variabel dalam hubungan antar variable terdapat empat (4) variabel, yaitu:
1. Variabel Independen dan Variabel Dependen
Variabel Independen adalah tipe variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel yang lain. Variabel Dependen adalah tipe variabel yang menjelaskan atau dipengaruhi oleh variabel Independen. Kedua tipe variabel ini merupakan kategori variabel penelitian yang paling sering digunakan dalam penelitian karena mempunyai kemampuan aplikasi yang luas. Bentuk hubungan antara keduanya dapat bersifat positif atau negatif. Variabel Independen dinamakan sebagai variabel yang diduga sebagai sebab atau variabel yang mendahului dan variabel Dependen diduga sebagai akibat atau variabel konsekuensi.
2. Variabel Moderating
Yaitu variabel-variabel yang memperkuat atu memperlemah hubungan langsung antara variabel Independen dan variabel Dependen. Variabel moderating mempunyai pengaruh terhadap sifat atau arah hubungan antar variabel.
3. Variabel Intervening
Yaitu variabel yang mempengaruhi hubungan variabel Independen dan Variabel Dependen menjadi hubungan yang tidak langsung. Variabel ini terletak diantara variabel-variabel Independen dan variabel-variabel Dependen, sehingga variabel Independen secara tidak langsung menjelaskan atau mempengaruhi variabel Dependen.
Sedangkan berdasarkan perlakuan terhadap suatu variabel yaitu: variabel Aktif dan variabel Atribut. Variabel Aktif adalah variabel-variabel penelitian yang dimanipulasikan untuk keperluan penelitian eksperimen, namun tidak semua variabel dapat dimanipulasi misalnya variabel-variabel yang berkaitan dengan jenis kelamin, usia, intelegensi, sikap, status sosial, Variabel tersebut dinamakan variabel Atribut.

Menurut Yuliati Natalia,2010 variabel merupakan apa-apa saja yang diteliti dalam penelitian, macam-macam variabel yang sering digunakan dalam penelitian adalah variabel Bebas (Independen) yaitu variabel yang menjadi pengaruh atau berperan sebagai sebab dan variabel Tidak Bebas (Dependen) yaitu variabel yang dipengaruhi variabel Bebas atau sebagai akibat dari variabel Bebas. Biasanya dalam suatu penelitian peneliti menggunakan dua atau lebih variabel. variabel yang tidak banyak di ulas atau hanya bersifat melengkapi bisa disebut variabel antara atau variabel tidak aktif.

15. Indikator
Indikator merupakan subbagian-subbagian yang menjelaskan suatu variabel. Dalam indikator tersebut terdiri atas faktor-faktor atau nilai-nilai apa saja yang terkandung dari variable untuk menjadi acuan dalam penelitian. Sifat-sifat tersebut yang akan membentuk kesatuan variabel (Yuliati Natalia, 2008210036,Adm.Neg, Fisip UNITRI Malang, 2010).

16. Instrument Penelitian
Teknik/Instrumen penelitian merupakan cara-cara yang dipakai dalam melakukan penelitian untuk menggali informasi yang dibutuhkan dan mendapatkan data-data yang diharapkan mampu menjawab permasalahan dalam penelitian (Yuliati Natalia, 2008210036,Adm.Neg, Fisip UNITRI Malang, 2010).

17. Kuisioner
Pengumpulan data penelitian pada kondisi tertentu kemungkinan tidak memerlukan kehadiran peneliti. Pertanyaan peneliti dan jawaban responden dapat dikemukakan secara tertulis melalui suatu kuisioner (Indriantoro dan Supomo,2002).
Kuisioner adalah instrumen penelitian yang menggunakan teknik pertanyaan-pertanyaan dan jawaban-jawaban responden diformat dalam bentuk tertulis, sehingga teknik ini lebih meminimalisir waktu, tenaga dan biaya (Yuliati Natalia, 2008210036,Adm.Neg, Fisip UNITRI Malang, 2010).

18. Observasi (Observation)
Yaitu proses pencatatan pola perilaku subyek/orang, obyek/benda, atau kejadian yang sistematik tanpa adanya pertanyaan atau komunikasi dengan individu-individu yang diteliti. Dua tipe observasi yaitu: 1) Observasi langsung: untuk subyek yang sulit diprediksi; 2) Observasi mekanik: diterapkan pada penelitian terhadap perilaku atau kejadian yang bersifat rutin, berulang-ulang dan telah terprogram sebelumnya (Indriantoro dan Supomo,2002).

Observasi merupakan kegiatan merekam, mengamati, mencatat, dan menganalisa setiap subyek, obyek, atau kejadian yang diteliti untuk memperoleh data-data yang diperlukan (Yuliati Natalia, 2008210036,Adm.Neg, Fisip UNITRI Malang, 2010).

19. Wawancara (Interview)
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dalam metode survei yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian. Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu melalui tatap muka atau melalui telepon. Teknik ini dilakukan terutama untuk responden yang tidak dpat membaca-menulis atau pertanyaan yang membutuhkan penjelaskan dari pewawancara (Indriantoro dan Supomo,2002).

Teknik wawancara merupakan teknik penelitian yang langsung bertatap muka dengan responden.. Responden secara langsung menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara lansung oleh pewawancara. Keuntungan yang diperoleh yaitu pewawancara dapat mengukur respon melalui pertanyaan dan menyesuaikannya sesuai situasi yang terjadi, menunjukkan kesan interviewer secara pribadi, memunculkan respons yang tinggi sejak penyusunan pertemuan. Namun kerugiannya yaitu membutuhkan biaya dan waktu yang banyak dan pewawancara harus menguasai teknik bertanya yang baik agar responden merasa nyaman dan tidak menyinggung responden. (Yuliati Natalia, 2008210036,Adm.Neg, Fisip UNITRI Malang, 2010).

20. Documentation (Dokumentasi)
Dokumentasi merupakan pengambilan data dalam bentuk gambar, foto, rekaman video, kliping, dan dan data-data dalam bentuk audio maupun visual yang berguna untuk mengambil fenomena yang sedang terjadi (Yuliati Natalia, 2008210036,Adm.Neg, Fisip UNITRI Malang, 2010).

21. Analisis Data
Analisis data penelitian yang merupakan bagian dari proses pengujian data setelah tahap pemilihan dan pengumpulan data penelitian. Proses analisis data penelitian umumnya terdiri atas beberapa tahap yaitu: 1) tahap persiapan (editing, coding, dan data proc essing); 2) analisis statistik deskriptif dengan menggunakan ukuran frekuensi, tendensi sentral dan dispersi; 3) pengujian kualitas data dan pengujian hipotesis yang terdiri dari uji reliabilitas dan uji validitas (Indriantoro dan Supomo,2002).

Teknik analisis data menurut saya dipengaruhi oleh metode penelitian yang dipakai dalam penelitian. Jika menggunakan metode deskriptif maka teknik menganalisanya juga menggunakan pendekatan deskriptif, begitu juga dengan teknik menganalisa penelitian jenis kualitatif serta kuantitatif, data yang telah didapatkan dari teknik mengambil data diolah dan diproses sesuai jenis penelitian untuk didapatkan hasilnya (Yuliati Natalia, 2008210036,Adm.Neg, Fisip UNITRI Malang, 2010).

22. Teknik Penyajian Data
Teknik penyajian data merupakan teknik menyajikan data sesuai yang diperoleh dari hasil analisis data dalam bentuk deskriptif, kuantitatif dan kualitatif sesuai metode yang digunakan dalam penelitian (Yuliati Natalia, 2008210036,Adm.Neg, Fisip UNITRI Malang, 2010).

23. Teknik Penyajian Data Deskriptif
Analiasa data yang disajikan berdasarkan penelitian deskriptif adalah data berupa prosentase, diagram, tabel kodingisasi, dll yang biasanya hasil data tersebut dilengkapi dengan keterangan-keterangan secara kualitatif. Sehingga penelitian ini bisa disebut penelitian deskriptif kualitatif. Menurut hemat saya teknik ini lebih mudah dilakukan dan dalam penyajiannya lebih praktis dan mampu menjawab masalah penelitian secara rinci, karena data statistik dipadu dengan keterangan kualitatif memudahkan pembaca untuk mengerti hasil penelitian tersebut (Yuliati Natalia, 2008210036,Adm.Neg, Fisip UNITRI Malang, 2010).

24. Teknik Penyajian Data Kualitatif
Berdasarkan penelitian kualitatif maka hasil analisa data yang disajikan juga menjadi data kualitatif, yaitu penyajian data berupa kalimat-kalimat dan bahasa yang terperinci berdasarkan hasil pengamatan berupa interview, observasi, dan dokumentasi yang dilakukan selama proses pengambilan data (Yuliati Natalia, 2008210036,Adm.Neg, Fisip UNITRI Malang, 2010).

25. Teknik Penyajian Data Kuantitatif
Penyajian data kuantitatif yaitu berupa angka-angka, tabel-tabel, dan penghitungan-penghitungan secara matematis berdasarkan proses pengambilan data kuantitatif. Penafsiran dan penyajian data secara statististika sangat dominan (Yuliati Natalia, 2008210036,Adm.Neg, Fisip UNITRI Malang, 2010).

26. Interpretasi Data
Interpretasi data atau laporan penelitian adalah informasi yang disampaikan secara tertulis atau lisan dengan tujuan untuk mengkomunikasikan kesimpulan hasil atau temuan yang penelitian dan rekomendasi yang diperlukan. Format laporan penelitian (kepada manajemen, public atau pihak tertentu) tergantung pada tujuan penyusunan laporan, berdasarkan tujuannya penelitian diklasifikasikan menjadi penelitian dasar dan penelitian terapan. Format laporan penelitian secara umum dapat disusun berdasarkan tiga (3) bagian, yaitu: 1) bagian pembukaan (Prefatory Parts): halaman judul, halaman pengesahan, daftar isi, kata pengantar, dan abstrak; 2) bagian isi (Main Body): pendahuluan, kerangka teoritis, metodologi penelitian, hasil dan pembahasan, kesimpulan, keterbatasan, dan rekomendasi; 3) bagian lampiran (Appended Parts): formulir pengumpulan data, kalkulasi rinci, table dan referensi (Indriantoro dan Supomo,2002).

Interpretasi data merupakan tahap melaporkan hasil penelitian. Tahap ini dapat berupa tertulis maupun lisan, untuk kemudian ditanggapi dan dicari kelemahan dan kelebihan penelitian tersebut yang akan berguna untuk penelitian selanjutnya. Secara garis besar kerangka atau format penelitian adalah terbagi menjadi tiga (3) bagian yaitu, bagian pendahuluan, bagian isi dan bagian penutup (Yuliati Natalia, 2008210036,Adm.Neg, Fisip UNITRI Malang, 2010).

27. Penutup (Kesimpulan/Saran)
Kesimpulan merupakan bagian dari isi laporan penelitian yang memuat informasi mengenai kesimpulan yang dibuat peneliti. Kesimpulan yang dibuat peneliti merupakan pendapat singkat peneliti berdasarkan hasil dan pembahasan pada bagian sebelumnya. Berdasarkan kesimpulan yang dibuat, peneliti selanjutnya membuat rujukan beberapa hasil penelitian sebelumnya untuk perbandingan apakah temuan penelitiannya mendukung atau menolak hasil temuan penelitian-penelitian sebelumnya (Indriantoro dan Supomo,2002).

Kesimpulan merupakan bagian akhir dari penelitian, berupa pernyataan singkat hasil penelitian yang didasarkan pada data yang tersedia untuk lebih meng-aktual-kan dan meng-akurat-kan kesimpulan. Setelah didapat kesimpulan maka dilakukan pembuatan saran, saran ini juga relative. Jika memang ada kekurangan atau tidak sesuai yang diharapkan saran dapat disampaikan, hal ini juga harus didasarkan pada data yang mendukung pembuatan saran. Namun jika tidak terjadi ketimpangan maka hasil penelitian dianggap telah mencapai yang diinginkan sehingga tidak perlu dibuat saran (Yuliati Natalia, 2008210036,Adm.Neg, Fisip UNITRI Malang, 2010).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar